Saat
yang tepat di hari libur adalah membersihkan rumah serta mulai membuang barang
bekas yang tak terpakai. Kalau masih berfungsi dengan bagus bisa di bersihkan
dan dijual secara on line. Otak bisnis mulai berjalan nich. Apalagi kalau pas
tanggal tua, serasa mendapat rezeki nomplok. Apalagi perkembangan dunia
e-Commerce begitu cepat. Tidak hanya barang baru, barang bekas pun banyak media
on line nya. Tinggal pilih, mana yang lebih mudah model penjualannya, atau baca
milis dulu, portal e-commerce mana yang penjualannya lebih cepat.
Namun
buat saya, bukan itu tujuannya. Sejak rajin menulis, aktivitas sortir buku
dimulai. Waktu masih aktif bekerja, rajin beli buku, tapi malas membaca,
alasannya sibuk dan tidak ada waktu untuk membaca. Padahal malas saja. Sekarang
banyak waktu luang untuk membaca buku dan menulis. Proses sortir buku, memilah
antara buku mana yang belum pernah dibaca (bahkan ada juga yang masih di
segel), sempat dibaca tapi belum selesai, pernah dibaca tapi lupa isinya, serta
buku mana yang isinya sudah hafal banget, karena jadi buku favorit.
Tidak
sengaja, saya menemukan buku dengan judul “Menulislah
Setiap Hari dan Buktikan Apa Yang Terjadi”, karangan Wijaya Kusumah atau
biasa disebut OmJay. Saya jadi ingat, buku itu saya dapatkan pada tahun 2013.
Saat saya mengisi materi untuk anggota IGI yang ingin belajar bikin Blog di
kampus UNJ. Cuplikannya bisa baca di http://guraru.org/guru-berbagi/ibu-meis-musida-a-smart-woman/.
Tidak terasa, sudah 4 tahun. Dari waktu yang cukup lama, ternyata saya belum
menghasilkan apa-apa. Namun masih disyukuri, saya sempat terbangun dan mulai
mencoba menulis lagi. Ternya materi yang saya berikan baru sekarang bisa
benar-benar saya terapkan. Ditambah lagi, semalam membaca kembali buku OmJay
membuat semangat makin membara untuk terus menulis. Buku yang sangat
menginspiratif, dengan pemilihan kata yang sederhana, pembaca hanyut dalam alur
cerita. Buku yang mampu membakar semangat pembaca untuk mulai menulis dan
menulis. Buku seperti ini tidak akan hangus ditelah kemajuan zaman. Meskipun
tehnologi terus berkembang, kemampuan untuk menulis tidak bisa tergantikan.
Sering berlatih, pengalaman dan jam terbang sangat dominan, komputer atau
gadget hanyalah alat penunjang. Ide dan kemauan ada di tangan manusia sebagai
penggunanya. Ada satu paragraf yang sebetulnya saya kurang setuju (maaf ya
OmJay), tapi mungkin pembaca ada yang setuju dengan pendapat OmJay. Segeralah menulis, carilah alat tulis. Tak
perlu pakai komputer atau mesin ketik. Cukup tuliskan saja dengan tangan anda.
Penelitian mengatakan bahwa, “orang yang menulis langsung dengan tangannya jauh
lebih cerdas daripada mereka yang menuliskan isi hatinya melalui bantuan alat
canggih”. Padahal keseharian saya ide akan mudah dituangkan kalau sedang
memegang gadget. Mengingat ketrampilan mengetik dengan gadget lebih cepat dari
pada menulis dengan menggunakan pena. Namun yang lebih fatal lagi adalah,
tulisan saya luar biasa hancur. Saya sendiri kadang tidak bisa membaca tulisan
yang telah saya buat.
Namun
semuanya kembali pada manusianya, apapun media untuk menuangkan ide bisa
dipilih selama bisa disimpan dan bila diperlukan mengetahui keberadaannya.
Pesan dari tulisan ini, mengajak pembaca mulai untuk menulis dan menulislah
setiap hari. Ide ada disekitar kita, tinggal dituangkan di media yang ada. Bisa
disimpan dimana saja, jadi buku harian yang hanya diri kita yang boleh baca, namun
alangkah baiknya kalau bisa berbagi dengan pembaca yang lain.
http://www.plimbi.com/article/168448/menulis-menjadi-satu-kebiasaan
Comments
Post a Comment